Ribuan orang berpawai di kota pelabuhan Karachi di selatan Pakistan pada Sabtu menentang film anti-Islam yang dibuat di AS, yang memicu protes di seluruh dunia, lapor media lokal.

Kelompok Sunni moderat mengorganisir pawai, yang berakhir dengan damai setelah para pemimpin memberikan pidato menuntut hukum internasional untuk melarang penghinaan terhadap agama dengan dalih kebebasan berekspresi, lapor Xinhua.

Para pemimpin mengutuk AS karena menolak melarang film yang menghujat itu meskipun ada tuntutan dari negara-negara Islam.

Ulama Mufti Muneeb-ur-Rehman mengatakan pada rapat umum itu bahwa partai-partai Islam mendukung kebebasan berekspresi, tetapi gagasan itu tidak boleh digunakan di Barat untuk mempromosikan kebencian terhadap agama.

Dia juga mengutuk karikatur yang diterbitkan di majalah Prancis dan mendesak AS serta negara-negara Barat dan Eropa lainnya untuk tidak membiarkan segelintir orang terlibat dalam tindakan penistaan.

Pihak berwenang di Karachi sebelumnya telah mengumumkan larangan unjuk rasa selama tiga hari karena masalah keamanan, tetapi pembicaraan antara penyelenggara dan pejabat polisi setuju untuk mengizinkan unjuk rasa dengan syarat para peserta tetap damai.

Kontingen berat polisi dan pasukan paramiliter dikerahkan di sepanjang rute prosesi. Protes berakhir dengan damai setelah para pemimpin memberikan pidato.

Para peserta memegang spanduk dan plakat dengan slogan-slogan menentang film tersebut dan menuntut agar film itu dilarang. Mereka juga meminta video tersebut dihapus dari internet.

pengeluaran hk