ISLAMABAD: Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani pada hari Sabtu memerintahkan penyelidikan yudisial atas kecelakaan pesawat hari Jumat di dekat sini yang menewaskan 127 orang di dalamnya, ketika pejabat tinggi departemen pertemuan negara itu mengatakan pesawat itu seharusnya tidak diizinkan untuk tidak mendarat.
Bhoja Airlines Boeing-737 sedang melakukan penerbangan perdananya dari Karachi ke Islamabad, membawa 122 penumpang dan lima awak, ketika jatuh dalam cuaca badai beberapa menit sebelum mendarat di Bandara Internasional Benazir Bhutto di sini pada pukul 7 malam.
Berbicara kepada media pada hari Sabtu setelah mengunjungi Institut Ilmu Pengetahuan Medis Pakistan (PIMS) tempat jenazah para korban disimpan, Gilani menggambarkan kecelakaan itu sebagai “tragedi besar dalam sejarah Pakistan”.
Direktur Jenderal Departemen Meteorologi Arif Mehmood mengatakan Otoritas Penerbangan Sipil diperingatkan dua kali pada hari Jumat tentang kondisi cuaca buruk di wilayah udara Islamabad, Geo New melaporkan.
“Peringatan pertama dikeluarkan pada pukul 15.00 dengan alasan bahaya penerbangan besar; peringatan kedua dikeluarkan sebelum pukul 18.00,” katanya.
Kedua peringatan tersebut mengindikasikan bahwa tekanan angin sangat tinggi, kata Mehmood, seraya menambahkan bahwa pesawat Bhoja Airlines, yang jatuh, seharusnya tidak diberi izin untuk mendarat.
Seharusnya pesawat diarahkan mendarat di bandara alternatif yaitu Bandara Allama Iqbal di Lahore, ujarnya.
Nadeem Yousafzai, direktur jenderal Otoritas Penerbangan Sipil (CAA), kemudian mengatakan bahwa penyelidikan atas kecelakaan pesawat itu bisa memakan waktu antara tiga bulan hingga satu tahun.
Kotak hitam pesawat mungkin memerlukan waktu satu bulan untuk memecahkan kodenya, tambahnya.
Ia juga mengklaim peringatan cuaca yang dikeluarkan Departemen Met tidak cukup parah untuk menutup bandara.
Yousafzai juga mengklarifikasi, pesawat tersebut membawa 122 penumpang dan lima awak, meski laporan sebelumnya menyebutkan 118 penumpang dan sembilan awak.
Beberapa pejabat Bhoja Airlines, termasuk pemiliknya Farooq Bhoja, telah dilarang meninggalkan negara itu sampai penyelidikan atas kecelakaan itu selesai, kata Menteri Dalam Negeri Rehman Malik pada hari Sabtu.
Boeing, perusahaan pesawat Amerika, menawarkan bantuan teknis dalam penyelidikan kecelakaan pesawat tersebut.
Sementara itu, loket khusus telah didirikan di PIMS untuk memfasilitasi anggota keluarga yang berduka, yang tiba di sini dengan pesawat khusus dari Karachi pada hari Sabtu.