NEW DELHI: Dengan menekankan perlunya konsolidasi fiskal yang cepat, Survei Ekonomi memperkirakan adanya penurunan target pendapatan yang dianggarkan dan defisit fiskal pada tahun fiskal saat ini karena subsidi yang lebih tinggi, penerimaan negara bukan pajak yang lebih rendah, dan harga komoditas global yang tinggi.
“Koreksi fiskal besar-besaran yang diikuti dengan kemungkinan slippage (masing-masing pada fiskal sebelumnya dan saat ini) bersifat penyesuaian fiskal siklis; namun ke depannya terdapat kebutuhan untuk mengaitkan konsolidasi fiskal dengan reformasi struktural dalam belanja,” kata survei tersebut.
Dibandingkan dengan perkiraan target pertumbuhan anggaran sebesar 4,9% untuk tahun anggaran 2011-12, pertumbuhan total belanja selama bulan April-Desember adalah 13,9%. Hal ini terdiri dari pertumbuhan belanja non-rencana sebesar 15,4% dan pertumbuhan belanja rencana sebesar 10,8%.
Berdasarkan tren lima tahun terakhir, 33,4% dari total penerimaan pajak diperoleh dan sekitar 33% dari total pengeluaran terjadi pada kuartal keempat.
“Dengan demikian, ekstrapolasi sederhana akan menunjukkan penurunan masing-masing lebih dari 3% dalam penerimaan dan pengeluaran pendapatan. Akibatnya, kemungkinan terjadi penurunan pendapatan yang dianggarkan dan defisit fiskal,” tambah Survei tersebut.
Gambaran penerimaan pajak juga cukup mengecewakan. Dalam sembilan bulan pertama tahun fiskal berjalan, penerimaan pajak bruto tumbuh sebesar 12,2% dibandingkan target perkiraan anggaran sebesar 17,3%.
Menurut survei tersebut, peningkatan pesat dalam pengeluaran ditambah dengan pertumbuhan pendapatan yang kurang dari sepadan selama bulan April-Desember 2011-12 menyebabkan tingginya proporsi defisit.
Total pengeluaran pemerintah dalam sembilan bulan pertama tahun fiskal saat ini mencapai `8, 96, 361 crore, yaitu 71,3% dari Perkiraan Anggaran sebesar `12, 57, 729 crore. Selama periode yang sama, penerimaan pendapatan mencapai `4, 98, 491 crore, yaitu 63,1% dari perkiraan anggaran sebesar `7, 89, 892 crore.
Dengan mengusulkan bahwa konsolidasi fiskal yang cepat adalah satu-satunya jalan keluar untuk menjaga inflasi tetap rendah dan pada saat yang sama bertujuan untuk mencapai pertumbuhan yang kuat, Survei berupaya mencapai hal ini dengan meningkatkan rasio pajak-PDB dan mengurangi pengeluaran yang boros.
perkiraan awal sumber daya Pusat menunjukkan bahwa defisit fiskal diperkirakan akan turun menjadi 4,1% pada tahun 2012-13 dan semakin menyempit menjadi 3,5% pada tahun fiskal 2013-14.
Untuk akhir fiskal tanggal 31 Maret, pemerintah menargetkan defisit fiskal sebesar 4,6% dari PDB. Namun, angka tersebut sudah melampaui perkiraan pada bulan Januari. Secara umum diperkirakan defisit akan mencapai sekitar 5,5%.