CUDDALORE: Presiden asosiasi petani Tamil Nadu PR Pandian menuduh pemerintah negara bagian melanggar hak asasi manusia setelah anggota komite gabungan ditolak masuk di Valayamadevi pada hari Minggu. Para fungsionaris yang berada di sana untuk meninjau ladang yang terkena dampak pekerjaan di tambang batu bara NLCIL, dihentikan oleh polisi di Sethiyathope Cross Road.
Berbicara kepada media, Pandian mengatakan bahwa proyek NLCIL dimulai pada tahun 1956 dengan konsensus masyarakat dan petani, yang percaya bahwa proyek ini akan menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap pendapatan. Namun, janji-janji yang diberikan pada kelompok pertama yang memberi mereka tanah masih belum terpenuhi. Para pekerja kontrak NLCIL masih melakukan protes, sementara mereka yang memberi tanah malah menjadi pengangguran. Banjir Sungai Paravanaru yang baru-baru ini terjadi semakin berdampak pada lahan pertanian, dan sebuah kanal baru telah dibangun. Ketua Menteri Tamil Nadu harus menjelaskannya, katanya.
Pandian menegaskan, meski ada keberatan dari petani, lahan tetap dibebaskan untuk tambang kedua. Cuddalore telah menghadapi tantangan sejak Jumat, dan masyarakat menginginkan NLCIL dihapus. Namun, pemerintah negara bagian menggunakan taktik seperti menggunakan polisi untuk mengancam masyarakat dan mengajukan kasus terhadap masyarakat, tambahnya.
Ia lebih lanjut menuntut agar pemerintah negara bagian menghapuskan NLCIL, dan menyarankan agar sebuah komite dibentuk di bawah sekretaris utama, dengan sekretaris dari departemen pertanian dan lingkungan hidup, untuk memeriksa desa-desa yang terkena dampak dan mengumpulkan masukan dari penduduk desa.
CUDDALORE: Presiden asosiasi petani Tamil Nadu PR Pandian menuduh pemerintah negara bagian melanggar hak asasi manusia setelah anggota komite gabungan ditolak masuk di Valayamadevi pada hari Minggu. Para fungsionaris yang berada di sana untuk meninjau ladang yang terkena dampak pekerjaan di tambang batu bara NLCIL, dihentikan oleh polisi di Sethiyathope Cross Road. Berbicara kepada media, Pandian mengatakan bahwa proyek NLCIL dimulai pada tahun 1956 dengan konsensus masyarakat dan petani, yang percaya bahwa proyek ini akan menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap pendapatan. Namun, janji-janji yang diberikan pada kelompok pertama yang memberi mereka tanah masih belum terpenuhi. Para pekerja kontrak NLCIL masih melakukan protes, sementara mereka yang memberi tanah malah menjadi pengangguran. Banjir Sungai Paravanaru yang baru-baru ini terjadi semakin berdampak pada lahan pertanian, dan sebuah kanal baru telah dibangun. Ketua Menteri Tamil Nadu harus menjelaskannya, katanya. Pandian menegaskan, meski ada keberatan dari petani, lahan tetap dibebaskan untuk tambang kedua. Cuddalore telah menghadapi tantangan sejak Jumat, dan masyarakat menginginkan NLCIL dihapus. Namun, pemerintah negara bagian menggunakan taktik seperti menggunakan polisi untuk mengancam masyarakat dan mengajukan kasus terhadap masyarakat, tambahnya.googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921 -2’ ); ); Ia lebih lanjut menuntut agar pemerintah negara bagian menghapuskan NLCIL, dan menyarankan agar sebuah komite dibentuk di bawah sekretaris utama, dengan sekretaris dari departemen pertanian dan lingkungan hidup, untuk memeriksa desa-desa yang terkena dampak dan mengumpulkan masukan dari penduduk desa.