GUNUNG SALAK, Indonesia: Tim pencari yang mendaki lereng gunung berapi yang curam menemukan sedikitnya 12 mayat pada hari Jumat di dekat puing-puing pesawat buatan Rusia yang jatuh di Indonesia selama penerbangan demonstrasi untuk calon pembeli, kata seorang pejabat. Semua 45 penumpang Sukhoi Superjet-100 yang jatuh pada hari Rabu dikhawatirkan tewas. “Hari ini kami menemukan 12 korban, semuanya tewas,” kata Marsekal Daryatmo, kepala badan pencarian dan penyelamatan nasional, kepada wartawan pada hari Jumat. Banyak jenazah yang ditemukan pada hari Jumat dalam keadaan terkoyak dalam kecelakaan itu, kata Letkol. Oni Juniato dari marinir Indonesia, yang tim pencarinya menemukan delapan mayat sebelum kembali ke base camp jauh di bawah gunung. “Kami melihat masih banyak korban lainnya…tapi jurang dan tebing terjal menghalangi kami untuk mencapai mereka,” kata Junianto dalam keterangannya. Televisi lokal menayangkan apa yang tampak seperti ekor pesawat dengan logo Sukhoi biru-putih, bagian sayap, dan potongan logam yang berserakan seperti konfeti di sepanjang lereng. Sekitar 85 tentara, polisi dan relawan menggunakan tali untuk memanjat reruntuhan melalui hutan di lereng hampir vertikal Gunung Salak, kata juru bicara badan pencarian dan penyelamatan Gagah Prakoso melalui telepon. Kabut tebal dan lereng gunung yang berkelok-kelok menghalangi helikopter untuk mendarat di lokasi jatuhnya pesawat, sehingga jenazah tetap berada di sana bersama tim pencari. Para tentara, polisi dan relawan membentuk zona pendaratan dengan menebang pohon, namun Prakoso mengatakan helikopter tersebut ditarik kembali ke Jakarta pada Jumat malam karena kabut membatasi jarak pandang hanya sekitar 5 meter (15 kaki). Jet tersebut jatuh ke gunung berapi yang tidak aktif dengan kecepatan hampir 800 km/jam (480 mph) saat gerimis. Penyelidik Rusia dan Perancis telah bergabung dalam penyelidikan penyebab hal ini. Superjet-100 adalah model jet penumpang baru pertama Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet dua dekade lalu dan dimaksudkan untuk membantu menghidupkan kembali industri penerbangannya. Superjet yang naas itu membawa perwakilan maskapai penerbangan lokal dan jurnalis dalam penerbangan demonstrasi yang seharusnya berdurasi 50 menit. Hanya 21 menit setelah lepas landas dari bandara Jakarta, pilot dan co-pilot Rusia meminta izin untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki (3.000 meter hingga 1.800 meter). Mereka tidak memberikan penjelasan dan segera menghilang dari radar. Tidak jelas mengapa kru meminta untuk mengubah arah, terutama karena mereka berada sangat dekat dengan gunung berapi setinggi 7.000 kaki (2.200 meter), atau apakah mereka telah menerima izin, kata para pejabat. Rekaman komunikasi akan ditinjau sebagai bagian dari penyelidikan, namun kemungkinan besar tidak akan dirilis ke publik dalam waktu dekat.